SINAR YANG TERLINDUNG
Dingin embun dinihari
Bagai menyalut dinding
hati
Tiada lagi hangat kasihmu
yang bertandang
Menemani hari-hari
suramku
Semuanya telah pergi
bersama kepergianmu
Baru kini aku mengerti bertapa
dirimu bererti
Bagai langit malam tidak
bebintang diriku tanpamu
Pernah kau kuanggap
jeriji besi
Membatas bebas
pergerakanku
Manalah ku tahu bukan
begitu
Kau nafkahkan diri
menjadi tembok kaca
Menghalang debuan
Metropolitan mengotori jiwaku
Pergimu merentap banteng
egoku
Menampakkan sinar
yang selama ini terselindung
Nyawa kau pertaruhkan
demi kesucian seorang wanita
Damai dirimu di
persemadian
Ditemani kuntuman kemboja
berguguran
Dalam harumnya tercatit
pesan
‘Maaf seandainya kasihku
tak sempurna.’